SDI Logo

Indonesia Kembali Tunjukkan Kepemimpinan dalam Ekonomi Syariah Global melalui Peluncuran SGIE Report 2025

Ekonomi
SatuDataIndonesia
EkonomiDigital

Mulia Megantari

Jumat, 18 Juli 2025 pukul 07:07

1

Indonesia Kembali Tunjukkan Kepemimpinan dalam Ekonomi Syariah Global melalui Peluncuran SGIE Report 2025

Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam memimpin pengembangan ekonomi syariah global melalui peluncuran The State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2025 dan perayaan satu dekade Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC). Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bekerja sama dengan IHLC dan DinarStandard, lembaga riset strategis internasional yang berbasis di New York dan Dubai.

 

Laporan SGIE 2025 menjadi dokumen penting yang memberikan gambaran menyeluruh terhadap perkembangan industri halal global meliputi sektor makanan halal, keuangan syariah, modest fashion, wisata ramah Muslim, media dan rekreasi, hingga farmasi dan kosmetik halal. Sebagai rujukan utama bagi pemangku kepentingan global, laporan ini juga mencatat posisi strategis Indonesia dalam lanskap ekonomi syariah internasional.

 

Tahun ini, Indonesia kembali menorehkan prestasi dengan menempati peringkat ketiga dunia dalam Global Islamic Economy Indicator (SGIE) 2024/2025, naik signifikan dibandingkan posisi sepuluh besar yang sempat ditempati pada tahun-tahun sebelumnya. Indonesia juga meraih posisi pertama pada sektor modest fashion, kedua pada pariwisata ramah Muslim dan farmasi serta kosmetik halal, serta terus mencatat peningkatan signifikan dalam investasi ekonomi halal.

 

Dalam sambutannya, Wakil Presiden RI ke-13, K.H. Ma’ruf Amin menegaskan bahwa progres dari peringkat ke-10 menjadi ke-3 merupakan momentum penting yang harus dimanfaatkan dengan baik. “Dengan arah kebijakan yang tepat dan kolaborasi lintas sektor yang kuat, Indonesia diyakini mampu menjadi pemimpin utama ekonomi syariah dunia dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya optimistis.

 

Panel diskusi yang mengangkat tema From Crisis to Catalyst: Evolving Islamic Economy Opportunity menghadirkan Reem El Shafaki, Partner, Dinar Standard, Datuk Amer Bukvić, Director and Resident Representative of the Islamic Development Bank (IsDB) Regional Hub Indonesia, Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, serta Deputi Ekonomi dan Transformasi Digital, Vivi Yulaswati, yang menyoroti pentingnya integrasi data dan tata kelola lintas sektor dalam mempercepat ekosistem ekonomi syariah nasional.

 

Ekonomi syariah bukan hanya tentang pertumbuhan sektor halal secara individu, tetapi tentang bagaimana kita membangun halal ecosystem yang inklusif dan berbasis data. Dibutuhkan pendekatan kolaboratif antar pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat untuk memperkuat fondasi ini,” ujar Vivi.

 

Ia menambahkan bahwa Indonesia telah mengintegrasikan arah kebijakan pengembangan ekonomi syariah ke dalam dokumen perencanaan nasional jangka menengah dan panjang. “Upaya ini mencakup penguatan kelembagaan pusat ekonomi dan keuangan syariah, penambahan kawasan industri halal, hingga perluasan sertifikasi produk halal yang saat ini telah menyentuh hampir 4,5 juta produk,” jelasnya.

 

Data yang ditampilkan dalam laporan SGIE menunjukkan bahwa Indonesia memimpin dalam jumlah kesepakatan investasi di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada 2023, tercatat 40 transaksi investasi senilai 1,6 miliar dolar AS, yang diarahkan untuk memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku halal.

 

Selain peluncuran laporan, acara ini juga menjadi ajang refleksi perjalanan 10 tahun IHLC dalam mendorong gaya hidup halal di Indonesia. Sejak berdiri, IHLC telah aktif menginisiasi promosi industri halal melalui pameran, edukasi, advokasi kebijakan, dan kerja sama lintas negara.

 

Menutup acara, Ibu Vivi Yulaswati menegaskan kembali bahwa kunci percepatan ekonomi syariah Indonesia ke depan adalah sinergi antar sektor dengan berbasis pada data yang terstandar, interoperabel, dan terbuka untuk inovasi. “Kolaborasi lintas sektor dengan optimalisasi laporan SGIER sebagai referensi strategis harus terus diperkuat untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang ekonomi syariah global,” pungkasnya.

 

Dengan posisi strategis yang terus menanjak, dan ekosistem halal yang semakin matang, Indonesia tidak hanya menargetkan menjadi pemain utama di kawasan, tetapi juga global menuju ekonomi syariah yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis data.

 

 

Penulis: Tridias Soja Anggraini 

Editor: Mulia Megantari

Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat 

Kementerian PPN/Bappenas


Logo Satu Data Indonesia

"Dapatkan informasi terkini dari Satu Data Indonesia
langsung lewat email Anda."

Berita Lainnya