SDI Logo
Organization
Image

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Informasi Dataset

02-04-2024

14-08-2024

ebecea1c-8b29-4930-b6c7-e864adf6036e

INFORMASI: Data berikut ini masih dalam proses pemenuhan Prinsip SDI.

Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Terbuka

Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tetapi juga akses pada layanan sosial (PBB, 1996). Berdasarkan Bank Dunia, Penduduk miskin ekstrem adalah penduduk yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak lebih dari USD 1,9 PPP (Purchasing Power Parity), atau setara dengan Rp10.739/orang/hari atau Rp322.170/orang/bulan (Bank Dunia, 2022). Secara sederhana apabila dalam 1 keluarga terdiri dari 4 orang (ayah, ibu, dan 2 anak), maka jika kemampuan untuk memenuhi pengeluarannya di bawah Rp1.288.680 per keluarga/bulan, maka keluarga tersebut termasuk kategori miskin ekstrem. Identifikasi penduduk miskin ekstrem dilakukan melalui pemeringkatan berdasarkan aspek sosial dan ekonomi. Data P3KE merupakan hasil Pendataan Keluarga BKKBN 2021 yang dilakukanoleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terhadap keluarga di Indonesia. Data tersebut kemudian diperingkat dan dipadukan dengan nomor induk kependudukan (NIK). Data P3KE menggunakan metode statistik yang dikenal sebagai Proxy-Means Testing (PMT) untuk menentukan tingkat kesejahteraan. PMT mengacu pada data makro dari Susenas, yang mencakup karakteristik keluarga di setiap kabupaten atau kota di Indonesia dengan memperhitungkan perbedaan karakteristik di setiap daerah. Setiap kabupaten atau kota memiliki model PMT sendiri, mengingat variabel tertentu mungkin berperan penting dalam menentukan kesejahteraan di satu daerah, tetapi tidak di daerah lain. Misalnya, kepemilikan aset mungkin menjadi faktor penting dalam menentukan kesejahteraan di daerah pedesaan, tetapi tidak di daerah perkotaan. PMT memanfaatkan data seperti jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, kondisi rumah, kepemilikan aset, dan lainnya untuk memperkirakan kondisi sosial-ekonomi setiap keluarga. Metode ini telah digunakan secara luas di berbagai negara untuk menilai status kesejahteraan keluarga. Dalam Data P3KE, keluarga dibagi dalam kelompok persepuluhan dari desil 1 sehingga desil 10. Dengan demikian pengelompokan keluarga dalam Data P3KE adalah sebagai berikut: - Desil 1 adalah keluarga dalam kelompok 10% terendah. - Desil 2 adalah keluarga dalam kelompok antara 10-20% terendah. - Desil 3 adalah keluarga dalam kelompok antara 20-30% terendah dan seterusnya. - Desil 10 adalah keluarga dalam kelompok 10% dengan tingkat kesejahteraan paling tinggi Data kemiskinan BPS berbeda dengan Data P3KE. Masing-masing data tersebut diperoleh dengan cara/ metode yang berbeda untuk tujuan penggunaan yang juga berbeda. Data kemiskinan BPS bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) termasuk dalam kelompok data makro yang diperoleh melalui pendekatan survei. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu perkiraan tentang tingkat kemiskinan berdasarkan ukuran garis kemiskinan makro. Data P3KE masuk dalam kelompok data mikro yang diperoleh melalui pendekatan sensus. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data jumlah penduduk dengan pemeringkatan kesejahteraan dalam desil 1 sd 10. Data ini kemudian digunakan sebagai rujukan dalam penetapan sasaran karena dapat mengidentifikasikan data nama kepala keluarga dan alamat tempat tinggal (by name by address by NIK)

Data and Resources

Status Kesejahteraan per Provinsi

Jumlah keluarga dan Jumlah individu desil 1 per provinsi

kemiskinan-ekstrem
kesejahteraan-sosial

Metadata

Source
Version
Produsen Data
Kemenko PMK
Periode Data
Akses Data
Kode Daftar Data
Kode Indikator MMS
Kode Standar Data
Satuan
Ukuran
Jenis Data
Kategori
Data Prioritas
Kriteria Prioritas
Indikator Prioritas
Tipe Instansi
Kode Metadata Indikator
Interpretasi
Metode Perhitungan
Rumus
Variabel Disaggregasi/Klasifikasi
Kode Referensi
Indikator Komposit
Level Estimasi
ID Kegiatan MMS
Judul Kegiatan
Tahun Kegiatan
Jenis Statistik
Cara Pengumpulan Data
Sektor Kegiatan
Identitas Rekomendasi
Instansi Penyelenggara
Alamat Instansi
No. Telepon Instansi
Email Instansi
No. Faksimile Instansi
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2
Nama Penanggungjawab
Jabatan Penanggungjawab
Alamat Penanggungjawab
No. Telepon Penanggungjawab
Email Penanggungjawab
No. Faksimile Penanggungjawab
Latar Belakang Kegiatan
Tujuan Kegiatan
Kegiatan Ini Dilakukan
Frekuensi Penyelenggara
Tipe Pengumpulan Data
Cakupan Wilayah Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data
Sarana Pengumpulan Data
Unit Pengumpulan Data
Jenis Rancangan Sampel
Metode Pemilihan Sampel Tahap Terakhir
Metode Yang Digunakan
Kerangka Sampel Tahap Terakhir
Nilai Perkiraan Sampling Error Variabel Utama
Unit Sampel
Unit Observasi
Apakah Melakukan Uji Coba
Metode Pemeriksaan Kualitas Pengumpulan Data
Apakah Melakukan Penyesuaian Nonrespon
Petugas Pengumpulan Data
Persyaratan Pendidikan Terendah Petugas
Jumlah Petugas Supervisor
Jumlah Petugas Enumerator
Apakah Melakukan Pelatihan Petugas
Tahapan Pengolahan Data
Metode Analisis
Unit Analisis
Tingkat Penyajian Hasil Analisis
Ketersediaan Produk Tercetak
Ketersediaan Produk Digital
Ketersediaan Produk Mikrodata
Nama Produsen Data
Kode Provinsi Produsen Data
Kode Kota Produsen Data
Total MS-VAR
Total MS-IND
Periode Submission